100 Tahun Injil Masuk Toraja bukan waktu yang singkat, sejarah menyebutkan bagaimana perjuangan para pelopor iman Kristen berjuang menyebarkan injil di seluruh penjuru Toraja, bahkan banyak diantaranya menjadi martir demi usahanya membawa kabar sukacita bagi umat.
Sejarah Singkat Injil Masuk Toraja, 100 Tahun Lalu
Belanda tiba di Toraja pada tahun 1905 dan berhasil menaklukkan Toraja secara tuntas pada tahun 1906. Pada saat itulah kekristenan mulai diperkenalkan bagi masyarakat Toraja, tidak lama setelah Belanda berhasil menumpas perlawanan rakyat Toraja yang dipimpin oleh Pong Tiku. Pada tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda membuka Landschapschool (sekolah swapraja) di Makale dan Rantepao yang dipimpin oleh guru-guru Kristen. Meskipun berstatus "netral" namun guru-guru yang mengajar di sekolah ini mengajarkan agama Kristen kepada para murid Landschap. Maksud dari pendirian sekolah adalah selain untuk mendidik tenaga-tenaga administrasi kolonial, juga sebagai upaya untuk mengkristenkan penduduk di daerah-daerah pegunungan Sulawesi.
Antonie Aris van de Loosdrecht |
GZB adalah badan pekabar Injil yang mendapat izin resmi pemerintah untuk melakukan penginjilan di Toraja, Luwu, dan Enrekang. Sang pionir yang pertama kali diutus oleh GZB untuk mengabarkan Injil sejak dari berdiri adalah Antonie Aris van de Loosdrecht. Nama Aris van de Loosdrecht dan istrinya Alida van de Loosdrecht sudah tidak asing lagi bagi masyarakat TOraja. Pasangan yang menikah pada 7 Agustus 1913 ini berangkat memberitakan Injil ke Tana Toraja pada tanggal 5 September 1913, hanya berjarak 1 bulan setelah menikah. Indonesia yang waktu itu dikenal dengan sebutan “Hindia Belanda” menjadi tujuan mereka dalam misi pekabaran injil, dan lebih spesifik lagi Toraja. Setelah mendapatkan keterangan tentang Toraja dari konsulat zending dan dari Dr. N. Adriani di Jakarta, ia melanjutkan perjalanan ke Makassar. Di Makassar ia bertemu seorang guru yang bernama Manembu yang bersedia menemaninya ke Toraja. Dari Makassar, van de Loosdrecht melanjutkan perjalanan ke Palopo dan dari Palopo menuju Toraja yang ditempuh dengan berjalan kaki ± 60 km. Mereka tiba di Rantepao pada tanggal 10 Nopember 1913.
Dalam memulai pekerjaannya di Toraja, van de Loosdrecht pertama-tama melakukan perundingan dengan pemuka-pemuka masyarakat untuk mendirikan sekolah-sekolah zending. Tawaran tersebut disambut baik dan positif oleh para kepala-kepala distrik setempat. Ia mencurahkan perhatian pikiran dan tenaganya secara serius di bidang pendidikan dengan membuka sekolah diberbagai distrik di Toraja. Di samping sebagai zendeling leraar (utusan PI) yang setia berkeliling memberitakan Injil di Toraja dan daerah-daerah disekitarnya seperti Rongkong, Pantilang dan Ranteballa di Luwu’, van de Loosdrecht juga berperan sebagai schoolbeherder (pengawas sekolah).
Pada tanggal 26 juli 1917 Antonie Aris van de Loosdrecht menghembuskan nafas terakhirnya di Bori’, Toraja Utara. Peristiwa ini membuat namanya sangat lekat dengan umat kristiani di Toraja sebab kematiannya dalam menjalankan misi membawa Injil Masuk Toraja menjadikannya martir. Darahnya tertumpah di tanah Toraja demi menjalankan perintah Allah mengabarkan Injil hingga ke seluruh dunia, rencana-Nya indah sehingga Ia mengutus van de Loosdrecht ke Toraja.
Sejarah lengkap peristiwa Injil Masuk Toraja mudah ditemukan, karena sudah banyak judul buku yang membahas dengan lengkap 100 Tahun Injil Masuk Toraja.
Keluarga Besar Puskesmas Makale Kecamatan Makale
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan
mengucapkan.....
TERIMA KASIH ANDA SUDAH MEMBACA ARTIKEL BERJUDUL :