Follow Us :
- Profil - Visi Misi - Struktur - Pelayanan - Agenda

Kamis, 12 April 2012

Rabies : Seputar Penyakit Rabies

4/12/2012

Rabies tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Salah satu penyakit yang sangat ditakuti dan banyak dikenal dengan istilah penyakit anjing gila. Penyakit Rabies sendiri adalah suatu penyakit menular akut dari susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus golongan Rhabdovirus. Penyakit ini dapat menyerang semua hewan berdarah panas termasuk juga manusia, karena itulah sehingga rabies dikategorikan sebagai penyakit zoonotik. Agen penyebab penyakit rabies memiliki daya tarik kuat untuk menginfeksi jaringan saraf yang menyebabkan terjadinya peradangan pada otak atau ensefalitis, yang menimbulkan paralysis dan berakhir dengan kematian.

Istilah Rabies berasal dari bahasa latin yaitu rabere atau rabbia. Istilah ini pada awalnya diperkirakan berasal dari bahasa Sansekreta kuno yaitu rabhas yang berarti mengamuk, mungkin karena gejala klinis penyakit ini terutama pada hewan anjing ditandai oleh keganasan gejala yang nyata dan pastinya sangat menakutkan.

Di Indonesia sendiri penyakit ini sudah ditemukan sejak tahun 1884 pada seekor kuda, dan tahun 1889 pada anjing dan kerbau. Laporan resmi secara tertulis pertama kali dilaporkan di Jawa Barat oleh Penning pada tahun 1889. Sementara itu rabies pada manusia baru dilaporkan pada tahun 1894. Walaupun telah cukup lama ditemukan namun hingga saat ini penyakit rabies di Indonesia masih belum berhasil diberantas. Padahal vaksin Rabies sudah lama tersedia dan sangat mudah untuk diperoleh. Pemerintah bahkan telah mengeluarkan undang-undang bahwa setiap anjing harus diberi vaksin rabies dan anjing liar atau anjing tidak bertuan harus ditangkap, lalu dikarantina di tempat khusus.  
Penatalaksanaan gigitan hewan rabies

MASA TUNAS RABIES
Gejala Rabies pada binatang/hewan muncul sekitar 3 – 6 minggu setelah mendapat gigitan dari hewan yang menderita Rabies. Sedangkan pada manusia masa tunas berkisar antara 2 – 8 minggu. Masa tunas dapat berlangsung lebih singkat atau lebih lama, hal ini tergantung dari :
  • Tingkat keparahan luka gigitan; 
  • Jauh dekatnya luka gigitan dengan susunan saraf pusat (otak); 
  • Banyaknya saraf pada luka gigitan;
  • Jumlah virus yang masuk melalui luka gigitan; dan 
  • Jumlah luka gigitan.   
CARA PENULARAN RABIES
Virus Rabies selain terdapat pada susunan saraf pusat juga terdapat pada air liur hewan penderita Rabies. Cara penularan rabies pada manusia adalah sebagai berikut :

  • Melalui gigitan hewan yang tertular rabies, seperti kucing, anjing, kelelawar dan kera.
  • Melalui non gigitan, seperti jilatan pada luka, transplantasi, kontak dengan bahan yang mengandung rabies pada kulit yang lecet atau mukosa.

GEJALA KLINIS
Gejala Klinis yang timbul dari penularan rabies adalah :

  • Stadium Prodormal : sulit didiagnosa.
  • Stadium Exitasi : demam, gugup, kejang (tonus, klonus), sakit kepala berat, sulit menelan, hipersalivasi, hiperlakrimasi, berkeringat banyak, aerophobi, hidrophobi (takut air) dan photophobi (takut sinar).
  • Stadium Paralise : Inkontinentia urine, paralise ascendens, koma. Penderita dapat meninggal karena kelumpuhan otot pernapasan.

GEJALA RABIES PADA HEWAN
Rabies pada hewan ada dua bentuk :

Rabies Ganas
  • Awalnya akan tampak perubahan tabiat, misalnya hewan yang biasanya jinak dan ramah berubah menjadi penakut;
  • Suka bersembunyi di tempat-tempat yang gelap dan dingin; 
  • Tidak lagi menurut perintah majikannya;
  • Nafsu makan hilang;
  • Suara menjadi parau; 
  • Memakan benda-benda asing, misalnya batu, paku kayu, dsb; 
  • Ekornya berada diantara dua paha;
  • Menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpai; 
  • Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan; 
  • Biasanya mati dalam waktu 4 – 7 hari setelah gejala pertama timbul. 
Rabies Tenang
Pada rabies tenang, kejang-kejang berlangsung sangat singkat atau tidak sempat terlihat sama sekali. Kelumpuhan biasanya sangat menonjol pada rabies bentuk ini, sehingga biasanya hewan tidak dapat menelan. Biasanya kematian terjadi dalam waktu singkat.  Pada rabies diam, hewan yang sakit menjadi apatis, kehilangan vitalitas, suka menyendiri dan bersembunyi pada tempat agak gelap, jarang menggigit, tidak mudah terangsang, gemetaran, lumpuh, dan akhirnya mati.

GEJALA RABIES PADA MANUSIA
Pada stadium permulaan Rabies sulit untuk diketahui, namun yang penting untuk diperhatikan adalah riwayat bekas gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, atau satwa liar, biasanya didahului sakit kepala, lesu, mual, nafsu makan menurun, gugup dan nyeri tekan pada bekas luka gigitan.
Stadium Lanjut :
  • Kepekaan terhadap sinar, suara, angin, meninggi; 
  • Air liur dan air mata keluar secara berlebihan; 
  • Gejala khas dari penderita Rabies adalah adanya rasa takut pada air yang berlebihan, kejang-kejang yang disusul dengan kelumpuhan.   
PENANGANAN LUKA GIGITAN

  • Tindakan pertama sedini mungkin adalah pencucian luka, sebaiknya dengan air mengalir dan detergen selama 10-15 menit.
  • Diberi VAR/SAR
  • Jangan menjahit atau menggunting jaringan luka gigitan, karena berarti akan menambah luka atau memperbesar pintu masuk virus.
  • Bila luka compang camping dan memerlukan jahitan maka boleh dilakukan jahit situasi atau jarang.
  • Diberi antiseptik alkohol, betadin, iodium dan lain-lain.
  • Dirawat dan diberi obat seperti luka biasa.
  • Bila luka pada daerah risiko tinggi maka pencucian luka harus lebih intensif dan teliti.
  • Daerah risiko tinggi : daerah yang memiliki saraf sensoris  yang rapat, kepala, leher, tapak tangan dan genitalia.

PENANGANAN HEWAN TERSAGKA RABIES YANG MENGGIGIT MANUSIA
Untuk hewan yang menggigit harus segera dilaporkan ke Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan pemeriksaan dan observasi dengan cepat dan tepat. Bilamana terpaksa harus memegang hewan yang tertular rabies, dianjurkan untuk berhati-hati agar jangan sampai tergigit  

CARA MELINDUNGI HEWAN PELIHARAAN
Disarankan kepada pemilih hewan peliharaan agar membawa hewan peliharaannya ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan untuk mendapatkan vaksinasi anti Rabies secara teratur. Hewan peliharaan juga sebaiknya jangan dilepas bebas. Bilamana seekor anjing dibawa keluar rumah diharuskan diikat memakai rantai yang panjangnya tidak lebih dari 2 meter dan memakai brangus (penutup mulut anjing yang terbuat dari kulit).


TERIMA KASIH ANDA SUDAH MEMBACA ARTIKEL BERJUDUL :

Rabies : Seputar Penyakit Rabies

BAGIKAN ARTIKEL INI :