Follow Us :
- Profil - Visi Misi - Struktur - Pelayanan - Agenda

Selasa, 18 Juli 2017

Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR)

7/18/2017

Beberapa waktu belakangan ini kita banyak mendengar informasi atau menonton iklan layanan masyarakat terkait Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) yang kabarnya akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2017. Apa dan bagaimana Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) itu?

Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella atau Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Namun bila mengacu pada hasil surveilans dan cakupan imunisasi, terlihat bahwa imunisasi campak rutin saja belumlah cukup untuk mencapai target eliminasi campak tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan kampanye imunisasi tambahan untuk mengakselerasi pengendalian rubella/CRS sebelum introduksi vaksin MR ke dalam imunisasi rutin. Kampanye pemberian imunisasi vaksin MR dilakukan pada anak usia 9 bulan sampai dengan <15 tahun, dimana pelaksanaan kegiatan ini akan dibagi dalam 2 (dua) fase yaitu fase I dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2017 di seluruh Pulau Jawa sedangkan fase II akan dilaksanakan pada bulan Agustus -September 2018 di seluruh Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR)
Campak adalah penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan kekebalan kelompok/herd immunity tidak terbentuk. Ketika seseorang terkena campak, 90% orang yang berinteraksi erat dengan penderita dapat tertular jika mereka belum kebal terhadap campak. Seseorang dapat kebal jika telah diimunisasi atau terinfeksi virus campak.  Pada tahun 2000, lebih dari 562.000 anak per tahun meninggal di seluruh dunia karena komplikasi penyakit campak. Dengan pemberian imunisasi campak dan berbagai upaya yang telah dilakukan, maka pada tahun 2014 kematian akibat campak menurun menjadi 115.000 per tahun, dengan perkiraan 314 anak per hari atau 13 kematian setiap jamnya.

Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan. Sebelum dilakukan imunisasi rubella, insidens CRS bervariasi antara 0,1-0,2/1000 kelahiran hidup pada periode endemik dan antara 0,8-4/1000 kelahiran hidup selama periode epidemi rubella. Angka kejadian CRS pada negara yang belum mengintroduksi vaksin rubella diperkirakan cukup  tinggi. Pada tahun 1996 diperkirakan sekitar 22.000 anak lahir dengan CRS di regio Afrika, sekitar 46.000 di regio Asia Tenggara dan 12.634 di regio Pasifik Barat. Insiden CRS pada regio yang telah mengintroduksi vaksin rubella selama tahun 1996-2008 telah menurun.

Di Indonesia sendiri, rubella menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan upaya pencegahan efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan bahwa 70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun. Selain itu, berdasarkan studi tentang estimasi beban penyakit CRS di Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan terdapat 2767 kasus CRS, 82/100.000 terjadi pada usia ibu 15-19 tahun dan menurun menjadi 47/100.000 pada usia ibu 40-44 tahun.

Dalam Global Vaccine Action Plan (GVAP), Campak dan Rubella ditargetkan untuk dapat dieliminasi di 5 regional WHO pada tahun 2020. Sejalan dengan GVAP, The Global Measles & Rubella Strategic Plan 2012-2020 memetakan strategi yang diperlukan untuk mencapai target dunia tanpa campak, rubella atau CRS. Satu diantara lima strategi adalah mencapai dan mempertahankan tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi dengan memberikan dua dosis vaksin yang mengandung campak dan rubella melalui imunisasi rutin dan tambahan dengan cakupan yang tinggi (>95%) dan merata. Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian rubella atau Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020.

Adapun strategi-strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah:
1. Penguatan imunisasi rutin untuk mencapai cakupan imunisasi campak ≥95% merata di semua tingkatan.
2. Pelaksanaan Crash program Campak pada anak usia 9-59 bulan di 185 kabupaten/kota pada bulan Agustus-September 2016.
3. Pelaksanaan Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) pada anak usia 9 bulan hingga 15 tahun secara bertahap dalam 2 fase sebagai berikut :
- Fase 1 bulan Agustus-September 2017 di seluruh Pulau Jawa;
- Fase 2 bulan Agustus-September 2018 di seluruh Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua;
4. Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin pada bulan Oktober 2017 dan 2018.
5. Surveilans Campak Rubella berbasis kasus individu/Case Based Measles Surveillance (CBMS).
6. Surveilance sentinel CRS di 13 RS.
7. KLB campak diinvestigasi secara penuh (fully investigated).

Sebagai acuan bagi petugas kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR yang dapat diunduh secara gratis berikut ini.

Download Juknis Imunisasi MR : [Disini] atau [Disini]

Sumber : Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR)
TERIMA KASIH ANDA SUDAH MEMBACA ARTIKEL BERJUDUL :

Petunjuk Teknis Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR)

BAGIKAN ARTIKEL INI :